"...Tetapi dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan tidak pernah masuk dalam jajaran tim sukses. Hanya mengaku-aku saja dengan motif tertentu"
Kabar Pojok Surabaya - Kasus penganiayaan seorang pria yang mengaku sebagai tim sukses (timses) Gibran Rakabuming Raka, Calon Wali Kota Solo terhadap pacarnya sendiri di Apartemen Royal City Loft, Lakarsantri diungkap Polrestabes Surabaya.
Pelaku yang diamankan tim Unit Reskrim Polsek Lakarsantri dan dibantu Unit Resmob Polrestabes Surabaya itu rupanya bukan timses Gibran, melainkan hanya pekerja swasta. Pelaku diketahui sudah beristri dan mempunyai dua orang anak.
Data dari polisi, pelaku bernama Rahardian Zulfikri (33) warga Mulyorejo, Surabaya. Sementara korban bernama Anggriani Chintami Ayu Lestari (32), asal Banjar, Kalimantan Selatan.
Berita terkait: Berhasil Keluar Setelah Pecah kaca Jendela, Wanita Ini mengaku Dipukuli Pacar dan Disekap di Apartemen
"Kami meluruskan bahwa pelaku ini tidak ada sangkut pautnya dengan timses salah satu pasangan calon di Kota Solo. Kenapa seperti itu nanti silahkan didalami. Tetapi dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan tidak pernah masuk dalam jajaran tim sukses. Hanya mengaku-aku saja dengan motif tertentu,” terang Waka Polrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo, Sabtu (24/10/2020).
Dia menegaskan, bahwa proses penyidikan tetap dilanjutkan. Pelaku ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan berdasarkan pasal 333 ayat (1) KUHP dan atau pasal 351 ayat (1) KUHP berkaitan merampas kemerdekaan atau penganiayaan dengan ancaman hukuman pidana maksimal 8 tahun penjara.
Hartoyo menjelaskan, penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu (14/10) lalu sekitar pukul 22.45 Wib. Awalnya tersangka Rahardian Zulfikri datang ke apartemen Anggriani. Mereka bertemu dan mengobrol. Tidak lama kemudian terjadi cekcok. Anggriani mendadak membanting handphone milik Rahardian.
Anggriani tidak menduga, tindakannya itu berujung pemukulan. Rahardian memukuli wajah Anggriani bertubi-tubi sampai perempuan itu jatuh ke lantai. Rahardian lantas menarik tangan kanannya dan menyeretnya sehingga tangan kanan Anggriani terluka.
Perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Surabaya itu memberontak, berteriak histeris, tapi Rahardian tetap menarik tangan Anggriani supaya tidak keluar dari flat. Sampai akhirnya Anggriani yang kalah tenaga memilih naik ke kamar tidur flat.
Tidak lama kemudian Anggriani mencuri kesempatan kabur. Dia turun ke lantai bawah dan melihat dua orang petugas keamanan. Dia berhasil berteriak memanggil keduanya setelah memecahkan jendela kaca di apartemennya itu.
Berdasarkan bukti rekaman CCTV yang didapat polisi, dua petugas keamanan itu sempat mendatangi flat milik Anggraini dan melihat langsung upaya paksa yang dilakukan Rahardian menarik Anggriani. Tapi keduanya tidak melakukan apa-apa.
Rahardian menarik Anggriani masuk, mengunci pintu flat itu dari luar, lalu pergi meninggalkan pacarnya. Anggriani disekap di flatnya sendiri. Karena panik, Anggriani memutuskan memecah kaca jendela flat itu dengan kursi dan berteriak minta tolong kepada petugas keamanan.
Sekitar 10 menit kemudian, tiga orang sekuriti membukakan pintu flat itu dan menyelamatkan Anggriani. Mereka juga mengantar perempuan tersebut untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek Lakarsantri Surabaya.
Saat dihadirkan di Mapolrestabes Surabaya, Anggriani mengaku bahwa dirinya mengenal Rahardian dan menjalin hubungan asmara selama satu bulan.
Dia juga sudah diberitahu sahabatnya yang mengenalkan dirinya dengan Rahardian bahwa pria itu sebenarnya sudah punya istri.
"Saya dikasih tahu sama teman saya kalau dia sudah punya istri. Dua tiga hari sebelum kejadian itu dia juga mengaku sudah punya istri simpanan lagi, yang sudah dia nikahi siri, dan itu yang kedua. Tapi saya enggak bisa marah, karena dia suka ngancam-ancam. Saya enggak berani,” katanya.
Rahardian tidak hanya mengaku sebagai Timses Pasangan Gibran Rakabuming Raka. Namun dari pertama kenal, Rahardian juga mengaku bahwa dirinya merupakan Ketua BUMD Jawa Timur. Polisi telah menyatakan itu tidak benar, Rahardian hanya seorang wiraswasta.
"Dia sendiri cerita lewat WhatsApp (WA). Dia sering mengintimidasi saya, mengancam-ancam, menakut-nakuti. Dia bilang kenal Kapolda, juga nama-nama besar lain yang saya nggak tahu. Dia juga pernah nunjukin foto sama tokoh. Dia bilang itu Penasihat Kepresidenan yang membubarkan KPK," ujar Anggriani.
Anggriani mengaku tersulut emosi sampai membanting ponsel Rahardian karena dia merasa pacarnya itu tidak pernah menghargai dirinya dengan seringkali cerita tentang perempuan-perempuan lain.
Rahardian sendiri yang dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya mengaku itu tidak benar.
Dia tidak tahu kenapa Anggriani tiba-tiba marah dan membanting ponselnya. Rahardian bilang, pacarnya itu sempat menyembunyikan ponsel dan dompetnya di dalam lemari.
"Saya enggak tahu karena apa,” ujarnya.
Meski demikian dia mengakui kalau dirinya memang sudah punya istri. Dia juga mengelak pernah mengaku sebagai Timses Gibran Rakabuming Raka Cawali Kota Solo.
Katanya, foto bersama Gibran yang sempat dia tunjukkan ke Anggriani diambil ketika dia jalan-jalan ke Solo.
Dari kasus ini, polisi telah menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya rekaman CCTV dari Apartemen Royal City Loft, ponsel milik tersangka, serta hasil visum et repertum terhadap Anggriani Chintami Ayu Lestari sebagai korban penganiayaan dan penyekapan. [*]
[source: jatimnow]
Data dari polisi, pelaku bernama Rahardian Zulfikri (33) warga Mulyorejo, Surabaya. Sementara korban bernama Anggriani Chintami Ayu Lestari (32), asal Banjar, Kalimantan Selatan.
Berita terkait: Berhasil Keluar Setelah Pecah kaca Jendela, Wanita Ini mengaku Dipukuli Pacar dan Disekap di Apartemen
"Kami meluruskan bahwa pelaku ini tidak ada sangkut pautnya dengan timses salah satu pasangan calon di Kota Solo. Kenapa seperti itu nanti silahkan didalami. Tetapi dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan tidak pernah masuk dalam jajaran tim sukses. Hanya mengaku-aku saja dengan motif tertentu,” terang Waka Polrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo, Sabtu (24/10/2020).
Dia menegaskan, bahwa proses penyidikan tetap dilanjutkan. Pelaku ditetapkan sebagai tersangka dengan sangkaan berdasarkan pasal 333 ayat (1) KUHP dan atau pasal 351 ayat (1) KUHP berkaitan merampas kemerdekaan atau penganiayaan dengan ancaman hukuman pidana maksimal 8 tahun penjara.
Hartoyo menjelaskan, penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu (14/10) lalu sekitar pukul 22.45 Wib. Awalnya tersangka Rahardian Zulfikri datang ke apartemen Anggriani. Mereka bertemu dan mengobrol. Tidak lama kemudian terjadi cekcok. Anggriani mendadak membanting handphone milik Rahardian.
Anggriani tidak menduga, tindakannya itu berujung pemukulan. Rahardian memukuli wajah Anggriani bertubi-tubi sampai perempuan itu jatuh ke lantai. Rahardian lantas menarik tangan kanannya dan menyeretnya sehingga tangan kanan Anggriani terluka.
Perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Surabaya itu memberontak, berteriak histeris, tapi Rahardian tetap menarik tangan Anggriani supaya tidak keluar dari flat. Sampai akhirnya Anggriani yang kalah tenaga memilih naik ke kamar tidur flat.
Tidak lama kemudian Anggriani mencuri kesempatan kabur. Dia turun ke lantai bawah dan melihat dua orang petugas keamanan. Dia berhasil berteriak memanggil keduanya setelah memecahkan jendela kaca di apartemennya itu.
Berdasarkan bukti rekaman CCTV yang didapat polisi, dua petugas keamanan itu sempat mendatangi flat milik Anggraini dan melihat langsung upaya paksa yang dilakukan Rahardian menarik Anggriani. Tapi keduanya tidak melakukan apa-apa.
Rahardian menarik Anggriani masuk, mengunci pintu flat itu dari luar, lalu pergi meninggalkan pacarnya. Anggriani disekap di flatnya sendiri. Karena panik, Anggriani memutuskan memecah kaca jendela flat itu dengan kursi dan berteriak minta tolong kepada petugas keamanan.
Sekitar 10 menit kemudian, tiga orang sekuriti membukakan pintu flat itu dan menyelamatkan Anggriani. Mereka juga mengantar perempuan tersebut untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek Lakarsantri Surabaya.
Saat dihadirkan di Mapolrestabes Surabaya, Anggriani mengaku bahwa dirinya mengenal Rahardian dan menjalin hubungan asmara selama satu bulan.
Dia juga sudah diberitahu sahabatnya yang mengenalkan dirinya dengan Rahardian bahwa pria itu sebenarnya sudah punya istri.
"Saya dikasih tahu sama teman saya kalau dia sudah punya istri. Dua tiga hari sebelum kejadian itu dia juga mengaku sudah punya istri simpanan lagi, yang sudah dia nikahi siri, dan itu yang kedua. Tapi saya enggak bisa marah, karena dia suka ngancam-ancam. Saya enggak berani,” katanya.
Rahardian tidak hanya mengaku sebagai Timses Pasangan Gibran Rakabuming Raka. Namun dari pertama kenal, Rahardian juga mengaku bahwa dirinya merupakan Ketua BUMD Jawa Timur. Polisi telah menyatakan itu tidak benar, Rahardian hanya seorang wiraswasta.
"Dia sendiri cerita lewat WhatsApp (WA). Dia sering mengintimidasi saya, mengancam-ancam, menakut-nakuti. Dia bilang kenal Kapolda, juga nama-nama besar lain yang saya nggak tahu. Dia juga pernah nunjukin foto sama tokoh. Dia bilang itu Penasihat Kepresidenan yang membubarkan KPK," ujar Anggriani.
Anggriani mengaku tersulut emosi sampai membanting ponsel Rahardian karena dia merasa pacarnya itu tidak pernah menghargai dirinya dengan seringkali cerita tentang perempuan-perempuan lain.
Rahardian sendiri yang dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolrestabes Surabaya mengaku itu tidak benar.
Dia tidak tahu kenapa Anggriani tiba-tiba marah dan membanting ponselnya. Rahardian bilang, pacarnya itu sempat menyembunyikan ponsel dan dompetnya di dalam lemari.
"Saya enggak tahu karena apa,” ujarnya.
Meski demikian dia mengakui kalau dirinya memang sudah punya istri. Dia juga mengelak pernah mengaku sebagai Timses Gibran Rakabuming Raka Cawali Kota Solo.
Katanya, foto bersama Gibran yang sempat dia tunjukkan ke Anggriani diambil ketika dia jalan-jalan ke Solo.
Dari kasus ini, polisi telah menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya rekaman CCTV dari Apartemen Royal City Loft, ponsel milik tersangka, serta hasil visum et repertum terhadap Anggriani Chintami Ayu Lestari sebagai korban penganiayaan dan penyekapan. [*]
[source: jatimnow]
Apakah masih dipercaya, lelaki seperti itu?
BalasHapus