Salah satu toko kelontong / Foto: dyh |
Kabar Pojok Surabaya - Dampak pandemi Covid-19 membuat para pelaku usaha khususnya UKM kelimpungan dalam mempertahankan usahanya. Untuk mengatasi hal itu, Dinas Perdagangan Kota Surabaya membuka hotline pelaporan atas keluh kesah atau permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha di Surabaya selama masa pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, saat ini sudah ada 36 pelaku usaha di Surabaya yang sudah masuk dalam hotline Disdag Kota Surabaya. Para pelaku usaha tersebut telah mengakses website www.disperdagrin.surabaya.go.id/dampakcovid.
“Aplikasi (hotline) ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha dari permasalahan yang dihadapi. Kami mencoba menampung keluhan mereka (pelaku usaha, red) dan langsung ditindaklanjuti selambatnya 1x24 jam," katanya, Selasa (3/11).
Wiwiek menjelaskan, sejak dibuka pada akhir September lalu, para pelaku usaha banyak mengeluhkan harga minyak goreng, gula, hingga perizinan usaha. Ketika pihaknya menerima keluh kesah tentang harga kebutuhan pokok tersebut, pihaknya langsung melakukan sidak operasi pasar. "Kami juga sampaikan kepada Kementerian Perdagangan atas permasalahan yang dihadapi pelaku usaha di Surabaya berdasarkan dari hotline tersebut," jelasnya.
Agar layanan itu berjalan optimal, Disdag Kota Surabaya juga menyiagakan petugas khusus untuk menanggapi aduan para pelaku usaha tersebut. Dengan demikian, pihaknya lebih maksimal dalam merespons setiap aduan yang masuk. "Kami langsung tanggapi 1x24 jam atas aduan dari pelaku usaha," tegasnya.
Melansir radarsurabaya, Wiwiek menyebut inovasi itu lahir berawal dari pertemuan antara Wali Kota Tri Rismaharini dengan para pelaku usaha. Ternyata banyak keluhan dari mereka yang akhirnya dibuatkan hotline.
Menurut Wiwiek, pelaku usaha yang mengadu di hotline berbagai macam. Seperti pengusaha minyak, toko retail dan UMKM. "Di hotline ini, pelaku usaha bisa dengan mudah mengisi form yang tersedia dan menyampaikan keluhannya. Inilah bentuk upaya kami untuk lebih mendekatkan komunikasi dengan pelaku usaha," imbuhnya.
Meski sudah berjalan selama dua bulan ini, beberapa pelaku usaha belum mengerti adanya hotline tersebut. Seperti pelaku usaha di bidang makanan, Titien, mengaku tidak mengetahui hotline untuk pelaku usaha berkeluh kesah. "Gak tahu mas, ya baru tahu ini," ungkapnya.
Titien mengatakan bahwa saat ini kondisi warung makannya telah sepi akibat dampak pandemi Covid-19. Nantinya dia ingin mengadu terkait dengan harga-harga kebutuhan pokok yang naik. "Kalau ada aplikasi ini enak bisa mengadu apa saja keluhan kami sebegai pedagang," katanya. [dyh/*]
Share
Berikan Komentar Anda