Kabar Pojok Surabaya - Waspadai aksi copet di angkutan kota. Meski tak lagi jadi andalan transportasi warga, aksi kejahatan di angkutan umum ini masih saja terjadi.
Terbukti, sekelompok pencopet beraksi di angkutan kota atau Lyn WK dengan menyasar seorang ibu di Jalan Margomulyo, Surabaya.
Dalam aksinya, para pelaku berjumlah empat orang itu berbagi tugas.
Seperti adegan di film, para pelaku punya peran masing-masing.
Seorang mengawasi, seorang lainnya mengalihkan perhatian, satu menutupi pandangan orang lain, dan seorang lagi menjadi eksekutor.
"Pelaku ini melihat jika dalam angkot hanya ada ibu-ibu (korban) dan anaknya. Kondisinya memang sedang sepi. Keempat pelaku kemudian melakukan aksinya," kata Kanit Asemrowo, Iptu Rizkika Atmadha, Kamis (1/10/2020).
Mereka kemudian melaksanakan tugas masing-masing.
Bagus Triyono (28) warga Bolodewo Surabaya berpura-pura muntah, kemudian tersangka R dan CJ mengalihkan perhatian dan mengawasi.
Sedangkan MP membuka tas korban dan mengambil dompet berisi uang tunai, kartu identitas, dan sebuah handpone.
"Setelah itu keempat tersangka ini turun angkot dengan alasan membantu satu temannya yang muntah tadi untuk dievakuasi. Tak lama setelah turun, korban sadar jika dompet dan handponenya raib," tambah Rizkika.
Sadar jadi korban copet, Ibu bernama Kartini asal Petemon itu meminta sopir untuk berhenti dan mengejar pelaku.
"Lyn berhenti kemudian korban berteriak copet hingga para pelaku ini panik dan kabur," lanjut Rizkika.
Meski berusaha kabur, satu dari empat pelaku berhasil ditangkap warga dibantu patroli dinas perhubungan kota Surabaya.
Sementara tiga pelaku lain kabur menumpang sebuah truk.
Bagus mengaku baru sekali ini beraksi dan diajak oleh temannya.
Pembagian tugas dilakukan sebelum naik ke angkutan kota dan para pelaku sudah paham perannya masing-masing.
"Baru sekali ini. Belum tahu hasilnya berapa. Saya cuma diajak," pengakuan Bagus. [*]
Terbukti, sekelompok pencopet beraksi di angkutan kota atau Lyn WK dengan menyasar seorang ibu di Jalan Margomulyo, Surabaya.
Dalam aksinya, para pelaku berjumlah empat orang itu berbagi tugas.
Seperti adegan di film, para pelaku punya peran masing-masing.
Seorang mengawasi, seorang lainnya mengalihkan perhatian, satu menutupi pandangan orang lain, dan seorang lagi menjadi eksekutor.
"Pelaku ini melihat jika dalam angkot hanya ada ibu-ibu (korban) dan anaknya. Kondisinya memang sedang sepi. Keempat pelaku kemudian melakukan aksinya," kata Kanit Asemrowo, Iptu Rizkika Atmadha, Kamis (1/10/2020).
Mereka kemudian melaksanakan tugas masing-masing.
Bagus Triyono (28) warga Bolodewo Surabaya berpura-pura muntah, kemudian tersangka R dan CJ mengalihkan perhatian dan mengawasi.
Sedangkan MP membuka tas korban dan mengambil dompet berisi uang tunai, kartu identitas, dan sebuah handpone.
"Setelah itu keempat tersangka ini turun angkot dengan alasan membantu satu temannya yang muntah tadi untuk dievakuasi. Tak lama setelah turun, korban sadar jika dompet dan handponenya raib," tambah Rizkika.
Sadar jadi korban copet, Ibu bernama Kartini asal Petemon itu meminta sopir untuk berhenti dan mengejar pelaku.
"Lyn berhenti kemudian korban berteriak copet hingga para pelaku ini panik dan kabur," lanjut Rizkika.
Meski berusaha kabur, satu dari empat pelaku berhasil ditangkap warga dibantu patroli dinas perhubungan kota Surabaya.
Sementara tiga pelaku lain kabur menumpang sebuah truk.
Bagus mengaku baru sekali ini beraksi dan diajak oleh temannya.
Pembagian tugas dilakukan sebelum naik ke angkutan kota dan para pelaku sudah paham perannya masing-masing.
"Baru sekali ini. Belum tahu hasilnya berapa. Saya cuma diajak," pengakuan Bagus. [*]
[source: Surya]