Tugu dengan berbagai kesenian asal Jawa Timur seperti Tari Remo, Reog Ponorogo, Tari Gandrung dan Karapan sapi itu, dirancang I Nyoman Nuarta seniman asal Bali pembuat Garuda Wisnu Kencana (GWK).
Gubernur Jatim Soekarwo saat meresmikan tugu yang berada Jalan Pahalawan Surabaya, Jumat (28/12/2018) malam mengatakan jika pembangunannya merupakan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.
"Tugu Karya Purnakarya Nugraha ini sebagaimana yang disampaikan Mendagri, merupakan satu konsep anugrah yang harus diabadikan di setiap provinsi yang mendapatkan penilaian yang baik selama beberapa kurun waktu," kata Soekarwo.
"Tugu ini merupakan simbol yang berisi pesan kepada masyarakat jika Jatim berhasil meraih anugerah bergengsi di tingkat nasional. Apalagi, Jatim secara berturut-turut menjadi provinsi dengan nilai terbaik di antara provinsi lain. Dan raihan ini juga tidak lepas dari andil masyarakat yang turut menjaga kondusifitas Jatim," imbuhnya.
Anugrah yang dimaksud adalah Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai 2015 itu menghasilkan sistem pemerintahan yang dianggap paling baik di Indonesia. Dan pada tahun 2016 hingga 2018 mendapatkan nilai tertinggi yaitu pada 178 aspek penilaian yang dilakukan Kemendagri pada semua jenis manajemen.
"Jawa Timur sejak tahun 2010 sampai 2015 itu menghasilkan sistem pemerintahan yang dianggap paling baik. Di mana, beberapa penilaian dilihat dari aspek pembangunan, peningkatan ekonomi, kondusifitas daerah dan banyak lagi," paparnya. Sedangkan tahun 2016 hingga 2017 juga masih tetap yang terbaik. Keberhasilan di Jatim ini ada yang lebih rendah misalkan lebih rendah dengan Jawa Barat yaitu kemiskinan.
"Sehingga tugu Parasamnya ini sebagai upaya untuk menjaga kekompakan antara pemerintah dan masyarakat guna membangun dan menjaga suatu budaya," jelasnya seperti ditulis jatimnow
I Nyoman Nuarta seniman asal Bali mengatakan karakter-karakter yang mengisi di monumen Parasamnya Purnakarya Nugraha dirancang selama kurang lebih dua bulan setengah.
"Tugu ini menggambarkan keberagaman masyarakat Jatim, seperti Karapan Sapi yang menggambarkan karakter penduduk Madura yang keras, disepadankan dengan tari Gandrung lemah lembut, yang biasanya sulit digabungkan. Namun faktanya di Jatim malah menjadi satu komposisi yang bagus," kata I Nyoman Nuarta. (jn/dyh)