Aksi nekat Sindry itu harus dia tebus dengan meringkuk di sel tahanan Polsek Sawahan.
Kasus itu berawal saat tersangka Sindry sedang mabuk asmara dengan seorang cewek. Namun, belakangan dia mendapatkan laporan jika wanita cem-cemannya itu diajak keluar korban. Hal ini membuat tersangka emosional. Tersangka semakin panas lantaran korban berkelit, tak mau mengakui perbuatannya.
Lalu pada Minggu (24/3), Sindry Yuliamanda berusaha mencari korban. Setelah menanyakan sejumlah temannya yang lain, Sindry lantas mengetahui posisi korban sedang berada di Jalan Simo Kwagean 75. Tanpa basa-basi tersangka lantas mencoba menikam korban dengan pisau yang dibawa dari rumah.
"Namun korban berhasil menghindar dengan cara menangkis dengan tangannya," ungkap Kanit Reskrim Polsek Sawahan, AKP Haryoko Widhi.
Haryoko mengatakan, berulang kali tersangka mencoba menikam korban. Namun tetap bisa dihindari, meskipun tangan dan wajah korban mendapat luka sayatan. Aski tersangka berhenti ketika sejumlah warga mencoba melerai pertangkaran itu.
"Setelah itu tersangka meninggalkan lokasi. Sedangkan korban dibawa ke rumah sakit. Setelah itu korban melaporkan kasus ini kepada kami," terangnya.
Setelah mendapatkan laporan itu, polisi melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan tersangka. Setelah dilacak, rupanya Sindry Yuliamanda sedang melintas di Jalan Tidar. Karena posisinya dekat dengan polsek, tersangka pun lantas diamankan.
"Kami tangkap tersangka tanpa perlawanan. Setelah itu kami keler ke rumahnya untuk mencari barang bukti pisau yang digunakan untuk menganiaya korban," tambah Haryoko.
Setelah menggeledah rumah Sindry, polisi menemukan pisau milik tersangka. Senjata tajam itu disembunyikan di bawah kasur kamar tersangka.
Sementara itu, kepada polisi tersangka Sindry Yuliamanda mengaku nekat menganiaya korban lantaran cemburu dan sakit hati. Sebab, wanita yang ia sukai didekati korban. "Saya ingin memberi pelajaran pada korban," ungkap Sindry. [radar]