Banyak jalan menuju ke Roma. Itulah salah satu ungkapan yang dipakai customer ojek online dalam menghemat ongkos. Selain menggunakan program promo atau pembayaran non tunai yang disediakan aplikator, ternyata masih ada cara lain dalam "menghemat" ongkos yang harus dikeluarkan. Yaitu dengan sengaja menggunakan jenis layanan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Memesan order untuk antar penumpang (Go-Ride atau Grab Bike) tapi digunakan untuk mengantar barang. Dan praktik seperti ini termasuk perbuatan curang.
Foto 1 |
Modusnya seperti ini. Sesaat setelah melakukan pemesanan Grab-Bike atau Go-Ride dan telah mendapat driver, biasanya customer akan chatting driver dengan pesan agar mengambilkan barang dan mengantarkannya sesuai alamat yang ditulis di aplikasi. Atau saat driver datang di alamat penjemputan, customer baru mengatakan kepada driver kalau ordernya untuk mengantar barang aja. Bahkan ada customer yang sengaja memberikan tugas bukan hanya mengantar barang aja, namun juga sekaligus membayar terlebih dahulu barang yang diambil dan uangnya akan diganti saat sampai alamat tujuan.
Dihadapkan dalam situasi seperti itu, biasanya driver menolak order tersebut dengan cara membatalkannya.
Foto 2 |
Namun saat ini ada modus baru lagi yang digunakan customer agar ordernya tidak ditolak driver. Customer tetap pesan layanan antar penumpang tapi niatnya untuk mengantar barang. Saat driver telah datang di alamat penjemputan, si customer tadi naik dan berangkat bersama driver. Namun saat perjalanan baru beberapa meter, si customer pura-pura ada keperluan lain yang terlupakan sehingga dia minta turun dan minta agar driver tetap melanjutkan perjalanan mengantar barang bawaannya customer sampai ke alamat tujuan.
Seperti yang dialami driver ojek online ini. Dalam akun facebooknya Baihaqi Abdullah menulis: "cs saiki lunyu2 kyk welut....orderan bike tp kenyataane express. wonge pura2 numpak, pas jarak 50-100an meter pura2 nelpon terus njaluk mudun tp barange kongkon tetep ngirim nang tujuan." (bhs Jawa = Customer sekarang licin-licin seperti belut. Ordernya pakai Grab Bike tapi kenyataannya Grab Express. Orangnya naik, saat sudah jalan sekitar 50 - 100 meter pura-pura nelpon, dengan alasan tertentu customer minta turun. Namun barang bawaan customer tetap minta dikirim ke alamat tujuan.)
Foto 3 |
Kenapa customer berperilaku demikian? Jawabannya hanya satu, yakni untuk menghemat ongkos. Karena ongkos layanan mengantar penumpang lebih murah dibandingkan dengan ongkos layanan mengantar barang.
Foto 4 |
Apalagi kalau penumpang dapat diskon karena ada promo atau menggunakan pembayaran non tunai, maka ongkos Grab-Bike atau Go-Ride yang dipesannya akan semakin murah.
Dan praktik curang yang dilakukan customer ini pernah dilaporkan driver ke pihak aplikator. Namun pihak aplikator (call center) yang menerima pengaduan driver menanggapinya hanya sebagai kekeliruan customer dalam memilih jenis layanan. [eddy herdyanto]